Setiap hari Minggu, saat mendoakan Syahadat (Credo), kita mengucapkan kalimat ini dengan lantang: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik." Empat kata sifat ini adalah tanda hakiki (markah) yang menunjukkan identitas asli Gereja yang didirikan Yesus Kristus.
Empat Wajah Gereja: Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
Setiap hari Minggu, saat mendoakan Syahadat (Credo), kita mengucapkan kalimat ini dengan lantang: "Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik."
Empat kata sifat ini bukan sekadar slogan atau motto organisasi. Dalam teologi Katolik, keempatnya adalah tanda hakiki (markah) yang menunjukkan identitas asli Gereja yang didirikan Yesus Kristus. Katekismus (KGK 811) menegaskan bahwa keempat sifat ini saling berkaitan dan tidak terpisahkan.
Mari kita bedah satu per satu maknanya sesuai ajaran resmi Gereja.
1. Gereja itu SATU (Unam)
Gereja itu satu karena sumbernya adalah Tritunggal Mahakudus: kesatuan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
KGK 813-815 menjelaskan bahwa kesatuan ini bukan berarti keseragaman yang kaku. Gereja memiliki keragaman bangsa, budaya, dan karunia yang luar biasa. Namun, di tengah keragaman itu, ada tiga ikatan yang menyatukan kita secara tak terlihat namun nyata:
Kesatuan Iman: Kita mengakui satu iman yang sama yang diwariskan para Rasul.
Kesatuan Ibadat: Kita merayakan ibadat ilahi yang sama, terutama ketujuh Sakramen.
Kesatuan Pimpinan: Kita dipersatukan oleh suksesi apostolik melalui Sakramen Tahbisan, yang menjamin kerukunan persaudaraan dalam keluarga Allah.
Catatan Penting: Dosa manusia sering melukai kesatuan ini (seperti skisma dan bidah). Namun, Kristus selalu memberikan kesatuan kepada Gereja-Nya, dan kita dipanggil untuk terus berdoa dan mengusahakan persatuan umat Kristen (ekumene).
2. Gereja itu KUDUS (Sanctam)
Ini sering menjadi paradoks terbesar: "Bagaimana Gereja disebut kudus kalau isinya manusia berdosa, bahkan ada skandal di dalamnya?"
KGK 823-827 menjawabnya dengan tegas:
Sumber Kekudusan adalah Kristus: Gereja itu kudus bukan karena anggotanya suci tanpa cela, melainkan karena Kristus, Mempelai-Nya, telah menyerahkan diri untuk menguduskannya. Roh Kuduslah yang memberi jiwa bagi Gereja.
Kudus tapi Tak Sempurna: Di dunia ini, Gereja terdiri dari orang-orang berdosa yang sedang dalam proses pertobatan ("Ecclesia semper reformanda"). Kekudusan Gereja adalah objektif (karena Kristus dan Sakramen-Nya kudus), sedangkan kekudusan anggotanya adalah subjektif dan sedang diperjuangkan.
Gereja adalah "rumah sakit bagi orang berdosa", bukan sekadar "museum bagi orang suci".
3. Gereja itu KATOLIK (Catholicam)
Kata "Katolik" berasal dari bahasa Yunani katholikos, yang berarti "umum", "universal", atau "keseluruhan".
KGK 830-831 menjabarkan dua arti utama:
Kepenuhan Sarana Keselamatan: Di dalam Gereja, Kristus hadir secara penuh. Di dalamnya terdapat pengakuan iman yang utuh, kehidupan sakramental yang lengkap, dan pelayanan jabatan yang teratur.
Misi Universal: Gereja diutus untuk seluruh bangsa. Iman ini bukan milik suku atau budaya tertentu. Gereja berbicara dalam segala bahasa dan merangkul semua orang dari segala zaman.
Menjadi Katolik berarti memiliki hati yang terbuka bagi dunia dan sesama, tanpa kehilangan identitas iman yang teguh.
4. Gereja itu APOSTOLIK (Apostolicam)
Gereja tidak muncul begitu saja dari ruang hampa. Ia didirikan di atas pondasi para Rasul—saksi mata kehidupan Yesus.
KGK 857 menjelaskan tiga aspek sifat Apostolik:
Asal-Usul: Gereja dibangun di atas landasan para Rasul yang dipilih Yesus sendiri.
Ajaran: Gereja menjaga dan meneruskan ajaran (deposit iman) yang didengar dari para Rasul, tanpa menambah atau menguranginya.
Suksesi (Pewarisan): Gereja terus diajar, dikuduskan, dan dibimbing oleh para Rasul melalui pengganti-pengganti mereka, yaitu para Uskup (kolega para Rasul), yang dibantu oleh para imam, dalam kesatuan dengan pengganti Petrus (Paus).
Inilah jaminan bahwa iman yang kita pegang hari ini sama persis dengan iman yang dipegang jemaat perdana 2000 tahun lalu.
Refleksi
Keempat tanda ini adalah anugerah sekaligus tugas.
Sebagai umat Satu, kita jaga kerukunan.
Sebagai umat Kudus, kita bertobat setiap hari.
Sebagai umat Katolik, kita merangkul sesama.
Sebagai umat Apostolik, kita setia pada ajaran Gereja.
Selanjutnya, kita akan membahas sosok wanita yang memiliki tempat istimewa dalam rencana keselamatan: Bunda Maria.
I'm a passionate blogger and content creator. I'm driven by a desire to share my knowledge and experiences with others, and I'm always looking for new ways to engage with my readers
Kita tiba di jantung iman Katolik. Jika keyakinan lain berbicara tentang manusia yang mencari Tuhan, Kekristenan berbicara tentang Tuhan yang mencari manusia bahkan sampai menjadi salah satu dari kita.
Banyak yang salah paham soal posisi Bunda Maria di Gereja Katolik. "Kenapa sih orang Katolik berdoa ke patung Maria?"
"Kalian menyembah Maria ya?"
Jawabannya singkat: Tidak.
Kami tidak menyembah Maria. Kami menghormati dia.
Banyak orang takut bicara soal kematian. Tapi bagi orang Katolik, kematian hanyalah sebuah "koma", bukan "titik". Katekismus Gereja Katolik (KGK 1020-1060) memberikan peta yang sangat jelas tentang "Empat Hal Terakhir" (Novissimi): Kematian, Pengadilan, Surga, dan Neraka.