Keluaran

Kitab Keluaran menceritakan pembebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir oleh Musa, termasuk penindasan di Mesir, sepuluh tulah, eksodus, perjalanan di padang gurun, pemberian hukum di Gunung Sinai, serta pelanggaran perjanjian dengan penyembahan anak lembu emas. Tuhan membangun perjanjian dengan Israel dan memerintahkan pembangunan Kemah Suci sebagai tanda kehadiran-Nya di tengah umat-Nya.

Nov 9, 2025

Rangkuman Kitab Keluaran: Narasi Pembebasan dan Perjanjian

Kitab Keluaran adalah sebuah epik tentang bagaimana bangsa Israel, yang diperbudak di Mesir, dibebaskan oleh tangan Tuhan melalui seorang pemimpin bernama Musa, dan bagaimana mereka dibentuk menjadi sebuah bangsa di bawah perjanjian Tuhan.

1. Penindasan di Mesir dan Kelahiran Sang Pembebas

notion image
 
Kisah dimulai berabad-abad setelah Yusuf. Bangsa Israel telah berkembang pesat di Mesir, membuat Firaun yang baru merasa terancam. Ia pun menindas mereka dengan kerja paksa yang kejam dan memerintahkan agar semua bayi laki-laki Ibrani dibunuh.
Di tengah penindasan ini, lahirlah Musa. Ibunya, Yokhebed, menyembunyikannya di sekeranjang papirus di Sungai Nil. Ia ditemukan oleh Putri Firaun dan dibesarkan di istana, sementara kakaknya, Miryam, memastikan ibu mereka sendiri yang menjadi inang penyusunya. Meskipun hidup sebagai pangeran Mesir, Musa tahu jati dirinya. Setelah membunuh seorang mandor Mesir karena membela seorang budak Ibrani, ia melarikan diri ke tanah Midian.
Di Midian, ia menjadi gembala, menikah, dan hidup di bawah bimbingan mertuanya, Yitro, seorang imam. Di sinilah Tuhan memanggil Musa melalui semak yang terbakar tetapi tidak terbakar—sebuah panggilan untuk kembali ke Mesir dan membebaskan umat-Nya. Musa ragu, tetapi Tuhan meyakinkannya dan menunjuk saudaranya, Harun, sebagai juru bicaranya.

2. Konfrontasi dengan Firaun dan Sepuluh Tulah

notion image
 
Musa dan Harun menghadap Firaun dengan pesan dari Tuhan: "Biarkan umat-Ku pergi." Namun, Firaun mengeraskan hatinya. Sebagai respons, Tuhan menimpakan serangkaian sepuluh tulah yang dahsyat atas Mesir, yang menunjukkan kuasa-Nya atas dewa-dewa Mesir. Setiap tulah—mulai dari air menjadi darah hingga kegelapan total—dirancang untuk mematahkan kehendak Firaun, namun ia tetap berkeras kepala.
Tulah terakhir adalah yang paling mengerikan: kematian semua anak sulung di Mesir. Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk menyembelih seekor anak domba dan mengoleskan darahnya pada tiang pintu rumah mereka. Malam itu, malaikat maut melewati rumah-rumah yang ditandai darah itu—inilah Paskah (Passover). Setelah anak sulungnya sendiri mati, Firaun yang hancur akhirnya memerintahkan Israel untuk pergi.

3. Eksodus dan Perjalanan di Padang Gurun

notion image
 
Dipimpin oleh tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari, bangsa Israel keluar dari Mesir. Namun, Firaun sekali lagi berubah pikiran dan mengejar mereka dengan pasukannya. Terjebak di tepi Laut Teberau, Israel panik. Atas perintah Tuhan, Musa mengangkat tongkatnya, dan laut itu terbelah, memungkinkan bangsa Israel menyeberang di tanah kering. Ketika tentara Mesir mencoba mengikuti, air kembali menutup dan menenggelamkan mereka semua.
Perjalanan di padang gurun sangat berat. Umat Israel sering bersungut-sungut karena kekurangan makanan dan air. Tuhan secara ajaib menyediakan manna (roti dari surga) dan burung puyuh untuk makanan, serta air yang keluar dari batu. Mereka juga menghadapi musuh pertama mereka, bangsa Amalek. Yosua, sebagai pemimpin militer, berperang sementara Musa berdoa di atas bukit. Selama tangan Musa terangkat, Israel menang.

4. Hukum dan Perjanjian di Gunung Sinai

Tiga bulan setelah meninggalkan Mesir, bangsa Israel tiba di Gunung Sinai. Di sana, Tuhan turun dalam api dan asap, dan membuat perjanjian (kovenan) dengan mereka. Jika mereka menaati hukum-Nya, mereka akan menjadi umat pilihan-Nya, kerajaan para imam.
Tuhan memberikan Sepuluh Perintah Allah (Dasatitah) kepada Musa di atas dua loh batu, yang menjadi inti dari hukum moral dan spiritual mereka. Selain itu, Ia juga memberikan berbagai peraturan lain tentang ibadah, keadilan sosial, dan kehidupan sehari-hari. Rakyat setuju untuk menaati perjanjian ini.

5. Dosa Anak Lembu Emas dan Pembangunan Kemah Suci

Ketika Musa terlalu lama berada di atas gunung bersama Tuhan, bangsa Israel menjadi tidak sabar. Mereka mendesak Harun untuk membuatkan mereka dewa, dan Harun membuat patung anak lembu emas dari perhiasan mereka. Mereka menyembahnya, melanggar perjanjian yang baru saja mereka buat.
Tuhan murka dan hendak membinasakan mereka, tetapi Musa memohon dengan sungguh-sungguh bagi umatnya. Musa turun dari gunung, dan dalam kemarahannya, ia membanting kedua loh batu itu hingga hancur. Setelah menghukum para pelaku utama, Musa kembali naik ke gunung untuk memohon pengampunan, dan Tuhan memperbarui perjanjian-Nya.
Sebagai tanda kehadiran-Nya yang kekal di tengah-tengah mereka, Tuhan memerintahkan pembangunan Kemah Suci (Tabernakel), sebuah tempat ibadah portabel. Ia memberikan instruksi yang sangat rinci tentang desain, bahan, dan perabotannya. Dua pengrajin utama, Bezaleel dan Aholiab, dipenuhi Roh Tuhan untuk memimpin pekerjaan ini. Kitab Keluaran berakhir dengan selesainya pembangunan Kemah Suci, dan kemuliaan Tuhan memenuhinya, menandakan bahwa Tuhan kini berdiam di tengah-tengah umat-Nya yang telah dibebaskan.